Beli Pinang Bayar Pake QRIS, Gubernur NTT Bank NTT, Bank NTT Sudah Maju

oleh

Kalabagi-alor, obor-nusantara.com-Transaksi menggunakan Qris kini telah menjadi salah satu model transaksi perbankan yang tengah dikembangkan oleh seluruh perbankan tidak terkecuali Bank NTT. Untuk memanjakan para nasabah, Bank Milik Pemerintah Daerah NTT ini telah memiliki program tersebut dan kini bisa digunakan oleh nasabah di mana saja termasuk di pasar dan pusat perbelanjaan lainnya.
Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat dalam kunjungan kerjanya ke Kalabahi, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur, pada Kamis (09/06/2022) lalu, menyempatkan diri untuk berkunjung ke Pasar Terbakar Kalabahi. Pasar tradisional ini terletak di jantung kota, tepatnya di Kelurahan Nusa Kenari Kecamatan Teluk Mutiara, Kota Kalabahi Alor.
Di pasar ini, telah menanti setidaknya 700 orang pedagang yang berasal dari berbagai Desa termasuk pedagang di Pasar Kadelang yang sementara dalam tahapan pembangunan kembali oleh Pemerintah Kabupaten Alor semua dating untuk menanti kedatangan Gubernur NTT.
Didampingi Bupati Alor, Amon Djobo, Staf Khusus Gubernur bidang ekonomi, Prof Daniel Kameo, dan Wakil Bupati, Imran Duru dan Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho serta sejumlah pejabat lainnya, Gubernur berbelanja sejumlah barang. Tak luput, dia membeli sirih dan pinang dari lapak milik Mama Orpa Wenyi. Ketika didatangi, Mama Orpa yang mengenakan setelan hijau tua itu pun menyambutnya dengan sapaan penuh kekelargaan. “Selamat datang bapak gubernur, disini ada sirih pinang, silahkan beli. Mari beli sudah bapak gubernur,”ujarnya sembari tersenyum. Yang disapa pun langsung menyentuh pinang muda yang berada di depannya.
“Ini berapa, ini sirih juga berapa,”tanya sosok yang kerap disingkat namanya VBL itu sembari menunjuk pinang maupun sirih yang masih segar. Dijawab oleh Mama Wenyi sembari menyebut harganya, dan gubernur pun langsung memintanya membungkus beberapa buah untuk dibawa pulang. Sontak Mama Wenyi berseru kegirangan. “Terimakasih bapak gubernur, nanti datang lagi ee,”ujarnya disambut tawa pedagang lainnya.
Namun ada yang menarik dari transaksi siang itu, yakni gubernur membayar dengan menggunakan layanan non tunai yang sedang giat disosialisasikan oleh Bank NTT yakni Quick Respond Code Indonesia Standard (QRIS), atau layanan pembayaran digital yang dihadirkan oleh Bank Indonesia (BI). Pasar terbakar, Kalabahi adalah satu-satunya pasar di Alor yang para pedagangnya sudah bisa menerima pembayaran secara digital.
Setidaknya ada puluhan pedagang pasar yang menjadi merchant QRIS Bank NTT ini dibuktikan dengan identitas yang digantung pada bagian depan lapak mereka.
“Saya beli pake QRIS ya,”ujar gubernur yang sesaat kemudian, setelah transaksinya berhasil, menginformasikannya ke Mama Wenyi “Sudah langsung masuk ya ke rekeningnya.” Sembari berkelakar dengan Mama Wenyi, gubernur mengajak mereka untuk terus menjadi merchant QRIS. Mama Wenyi pun mendekatkan wajahnya ke HP dan mengecek, ternyata benar, transaksinya berhasil. Dia pun tertawa kegirangan.
Suasana pasar menjadi riuh, karena beberapa ibu penjual kue rambut, jagung titi, ikan kering serta sirih pinang yang bersuara keras, dengan nada kelakar meminta gubernur untuk mampir sekalian memborong semua dagangannya. Yang disapa pun mampir, dan berbelanja aneka kebutuhan baik itu ikan kering, cabe, sayur dan masih banyak lagi.
Untuk diketahi bahwa Bank NTT saat ini sedang giatnya melakukan digitalisasi terhadap pasar-pasar tradisional di NTT. Tak luput, sejumlah pasar yang menjadi ikon di setiap daerah, sudah ‘dimasukinya’. Sebut saja Pasar Inpres Naikoten Kupang dan pasar-pasar lainnya di Kupang, Pasar Wee Karou, Waikabubak Sumba Barat, Pasar Bobou di Bajawa, Kabupaten Ngada yang pada 1 Juni kemarin dikunjungi Presiden RI, Joko Widodo, serta Pasar Batu Cermin, Labuan Bajo. Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho menyebutkan bahwa sudah banyak pasar yang menjadi sasaran Bank NTT dalam mensosialisasikan layanan pembayaran secara digital.
Atas andil Bank NTT, maka BI mencatat sejauh ini NTT mengalami kenaikan sebesar 338 persen merchant Qris, atau meningkat dari 31.000 menjadi 105.000. dan ini mendapat apresiasi dari BI sebagai regulator. (humasbankntt/wr).