Kupang, obor-nsantara.com-Pekerjaan pembamgunan Ruas Jalan Barate-Manubelon-Naikliu senilai Rp 36,6 Milyar yang dikerjakan pada Tahun 2020 lalu hingga kini masih menjadi tanggung jawab kontraktor pelaksana. Proyek yang baru srlrsai dikerjakan pada bulan Desember 202,0 itu kini rusak dan teranc putus setelah dilanda longsor akibat cuaca ekatream beberapa minggu terakhir ini.
“itu pekerjaan masih dalam masa pemeliharaan dengan tanggung jawab kontraktor pelaksana”. Ujar kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Permukiman Rakyat (PUPR) Provinsi NTT Maksi Nenabu saat di hubungi media ini pada sabtu,06/02/2021.
Menurutnya, kerusakan yang terjadi pada titik itu segera di perbaiki setelah curah hijan meredah.
“kuta saat ini masih menunggu curah hujan redah baru kontraktor tangani yang rusak”.tanya.
Sebelumnya diberitakan, Proyek peningkatan Ruas jalan Jalan Barate-Manubelon-Naikliu sepanjang 10,90 kilo meter di Desa Siomolo, Kecamatan Fatuleu Barat, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Tmur (NTT) yang baru selesai dikerjakan pada Bulan Desember Tahun 2020 lalu, kini kondisinya rusak berat bahkan jalan dengan kondisi aspal itu nyaris tidak bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar karena sudah mulai hancur berantakan.
Proyek senilai Nilai Rp. 36.669.369 milyar yang dikerjakan oleh PT. Cahaya Berlian Jaya Abadi Kupang menalami kerusakan di srjumlah titik dengan tingkat kerusakan dari bahu jalan hingga badan jalan.
Dari hasil pantauan media di lokasi prpyek pada beberapa waktu lalu menemukan sejumlaf fakta dilapangan seperti, kerusakan aspal, bahu jalan hingga terjadi pengikisan agregat akibat adanya aliran air diatas badan jalan.
Selain itu juga suda mulai terjadi patahan di badan jalan yang mengancam terputusnya trasportasi yang melalui jalan itu.
Menurut penuturan sejumlah warga yang melintas d ruas jalan itu yang dijumpai pada Selasa, 19 Januari 2021 lalu menuturkan, jika jalan itu baru selesai di bangun bebearapa minggu lalu, namun sudah mulai rusak.
“ini jalan baru selesai dikerjakan beberapa minggu lalu tetapi jondisinya sudah mulai rusak dan belum ada upaya penanagaman oleh kontraktor pelaksana.” ujar mereka.
Menurut mereka, kerusakan ini terjadi akibat dari adanya limbasan air yang masuk ke jalan tanpa melalui saluran air yang telah dibangun.
“ini rusak kerena air masuk ke jalan karena saluran air yang dibangun lebih tinggi dari bahu jalan, sehingga tidak bisa menampung air”. Kata warga.
Proyek yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun Anggaran 2020 itu semestinya telah dinikmati oleh masyarakat, mengingat sejak lama mereka telah menantikan penanagan jalan itu pleh Pemerintah Provinsi NTT.
“kasian kami warga disini, Bapa Gubernur Viktor Laiskodat sudah berikan fasilitas jalan yang baik bagi masyarakat mala hasil kerjanya seperti ini. Kani mohon agar jalan ini segera di tangani lagi oleh Kontraktor, jangan cuma mau cari untung saja tetapi madyarakat yang jadi korban”. Harap warga.
Sementara itu, Kepala Dinas PU-PR Provinsi NTT Maksi Nenabu kepafa nedia ini saat dihubungi pada Jumat. 05/02’2021 mengatakan, jalan tersebut seger ditangani oleh kontraktor pelaksana.
“jalan itu siap diperbaiki, saat ini masih menunggu curah hujan meredah.” katanya singkat.(wr/pus).
Kerusakam Proyek Jalan Di Ruas Barate-Manubelon-Naikliu, Masih Tanggungjawab Kontraktor
